Abbas Langgar Perlembagaan, Bentuk Pemerintahan Baru.


Isnin, 18/06/07 –Presiden Palestin, Mahmud Abbas mengeluarkan arahan yang bertentangan dengan perlembagaan untuk membentuk pemerintahan baru yang menentang kerajaan perpaduan nasional, Palestin yang telah dibentuk sebelumnya sesuai dengan
perlembagaan .


Menurut Abbas langkahnya tersebut bertepatan dengan undang-undang pasal 65,66, 67
Perlembagaan Palestin yang diubahsuai pada tahun 2003.

Pada pasal 65 disebutkan, Presiden terpilih perlu secara segera menentukan perdana
menteri untuk menjalankan pemerintahannya, kemudian presiden memberikan kekuasaan
pada perdana menteri untuk menyusun pemerintahan, paling lewat tiga minggu setelah
pelantikanya. Jika masih belum selesai, maka diberikan masa selama dua minggu lagi.
Jika perdana menteri tidak mampu menyusun pemerintahannya dalam waktu tersebut atau
tidak mendapat persetujuan dari parlimen, maka presiden wajib memilih kembali
perdana menteri yang baru dalam tempoh dua minggu bermula dari pengunduran perdana
menteri atau dari sidang angkat sumpah perdana menteri.

Manakala pasal 66 menyebutkan, perdana menteri dalam menjalankan pemerintahanya
perlu meminta parlimen mengadakan sidang untuk pungutan suara dalam rangka
pelantikan perdana menteri setelah diadakan sidang pendapat mengenai program dan
langkah politik pemerintahannya secara bertulis. Pungutan suara ini dilakukan untuk
menentukan sama ada perdana menteri dan kabinetnya kekal sekiranya ia tidak mewakili
suara majoriti. Pasal ini jelas dilanggar oleh Mahmud Abbas.

Dan pasal 67 menyebutkan, setelah acara pengesahan dari parlimen dan sebelum
pemerintahan ini menjalankan tugasnya, perdana menteri dan kabinetnya perlu
mengangkat sumpah kepada presiden sesuai dengan Perlembagaan Palestin.